Mie Jowo Gerobak Dorongan Pun Rasanya Tak Kalah Enak dengan Mie Jowo Warungan

 




Mihun goreng yang nikmat


Di weekend kemarin setelah jalan-jalan bersama poppy n mommy naik mobil keliling kota Semarang (entah abis darimana..eke lupa), saat lewat daerah Thamrin, karena ada layar warung yang menyajikan mie jowo maka spontan eke nyeletuk "Mie jowo". Poppy n mommy langsung teringat bahwa mereka punya langganan mie jowo baru. Mie jowo yang mereka ceritakan dijual dalam gerobak dorongan yang suka mangkal di ruko Mataram (lebih tepatnya di ruko Mataram yang ada toko Swiss House'nya). Saat ditanya mau/ga makan mie jowo, maka eke jawab: boleh lah, saat itu siang menjelang sore. Perut tidak begitu lapar dan tidak pula kenyang, masih bisa diisi makanan lagi lah. Hehe. Lagipula biasanya mie jowo disajikan dalam porsi yang tidak begitu besar. Seperti biasa mommy menceritakan dengan antusias tentang mie jowo langganan barunya, katanya lebih puas makan itu daripada makan di resto-resto mie yang ada di mall, yang cukup menguras harta, dan rasanya pun lebih enak. Selanjutnya mommy segera telpon hp pak Sugeng, penjual mie jowo itu, tanya sedang mangkal dimana. Ternyata dia mangkal di ruko Mataram seperti biasanya.
Tak sulit mencari bakul mie jowo tsb, toh dia juga sudah akrab dengan ortu eke. Tak perlu risau mau makan dimana, karena bakul tsb sudah sigap menata bangku plastik di depan ruko yang sedang tutup. Ternyata eh ternyata dia juga baru datang di ruko itu, lalu kami segera memesan: mie godhog untuk mommy, mie goreng campur untuk poppy, dan mihun goreng utk eke sendiri. Kenapa milih mie goreng? Karena mie jowo varian mihun goreng adalah makanan favorit waktu eke kecil. Jadi sekalian eke bernostalgia. Tak lupa mommy memesan 3 tusuk sate, yang tusukannya berisi daging ayam berserat putih, dibakar sejenak dalam bumbu kecap. Tak lama menunggu, pesanan segera diantar. Wangi mie jowo segera membuat berselera makan, rasanya manis gurih. Aroma asap arang menambah kenikmatannya. Bagi yang kelaparan, jangan khawatir porsi mie jowo pak Sugeng ini cukup jumbo menyangga perut karena mie jowo Pak Sugeng sudah jadi langganan karyawan di ruko-ruko sekitar situ sebagai menu makan siang.
 
Tampilan gerobak pak Sugeng, jika sulit mencarinya bisa telpon di no hp yang tertera disitu ;)


 
Tak lama setelah kami memesan makanan pun karyawan sekitar situ mulai mengerumuni gerobak pak Sugeng, banyak yang pesan mie dan nasgor atau sekedar ngemil sate ayam. Menurut eke rasa mie jowo pak Sugeng ini standar cenderung ke enak, sebagai mie jowo kelas keliling maka mie jowo pak Sugeng rasanya sudah mumpuni. Harganya pun ramah di kantong, cukup IDR 9,000 sudah dapat seporsi mie jowo yang cukup banyak lengkap dengan telurnya. Untuk sate ayamnya kira-kira seharga IDR 2,000. Pak Sugeng pun menyediakan minuman standar berupa teh ataupun air putih sebagai teman penghilang seret setelah makan mie jowo.
Ok, kesimpulannya: mie jow pak Sugeng recommended untuk kuliner pengisi perut pemuas nostalgia akan makanan Jawa. Eke sendiri salah satu penggemar mie jowo, rasa sedap klasiknya dari aroma arang berpadu dengan gurih manis mie jowo yang dibumbui bawang merah, bawang putih, dan kemiri belum ada yang bisa menyamai. Enak!

Comments

Popular Posts